Tempatmu Kembali
Tempatmu Kembali
Karya : Kania Adelia H. K.
Kelas : XI MIPA 1
[ Bandung, 3 Juli
2020 ; Pagi hari ]
Libur kelulusan sudah hampir
selesai. Saatnya Ezra mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan studi di salah
satu universitas di Jerman, jurusan psikologi, melalui jalur beasiswa.
"Kaa, udah siap belum
semua keperluannya? Jangan sampai ada yang tertinggal. Ini mamah lagi nyiapin
sarapan. Sini sinii," terdengar suara mamah dari dapur sambil ia memasak
makanan untuk sarapan. "Iya mah. Bentarr kakak lagi masukin baju ke koper,"
sahut Ezra sambil memasukkan baju ke dalam koper dan mengecek keperluan yang
dibutuhkan.
Setelah semua terkemas aku
mengambil koperku dan menuruni tangga. Terlihat kedua adikku si kembar, Sheni
dan Julian, sedang bermain tablet di ruang keluarga, depan televisi, dan kedua
orang tuaku yang sedang menyiapkan meja makan untuk sarapan bersama. Aku
menaruh koperku di ruang tamu dan berjalan ke ruang makan.
"Pagi pah mah,"
sapa Ezra sambil memasuki dapur. "Pagii ka," jawab kedua orang tuaku.
"Gimana ka? Udah siap?" Tanya papah. "Siap pah. insya Allah gaada
yang ketinggalan," jawabnya sambil membantu menyiapkan meja makan. Saat
sarapan sudah siap, Ezra dan keluarganya duduk di kursi sekitar meja makan,
membaca do’a bersama, dan makan sarapan yang telah dibuatkan oleh mamahnya.
Setelah selesai
sarapan bersama, Ezra dan keluarganya bersiap-siap untuk pergi ke bandara.
“Bener ya udah gaada yang ketinggalan? Udah gabisa dianter-anter kaya jaman
sekolah dulu kalau ada yang ketinggalan,” kata mamah. “Hahahahah iya mah, insya
Allah gaada yang tertinggal. Udah kakak cek semua ko udah kakak kasih tanda
ceklis di list kakak.”
Sesampainya di
bandara, Ezra memeluk kedua adiknya dan menyium tangan kedua orang tuanya.
“Mah, Pah, doa’in kakak ya lancar semua urusannya disana.” “Aamiin, semangat
kuliahnya ya ka, mamah papah do’ain dari Bandung.” Jawab mamah seraya
memeluknya. “Iyaa makasih mah,” jawab Ezra sambil memeluk tubuh ibunya. “Pah,
Ezra pamit dulu,” kata Ezra kepada papahnya. “Iya nak, hati-hati disana. Kalau
butuh uang atau apapun telfon aja,” ujar papahnya sambil memeluk Ezra. “Iya
makasih pah,” jawab Ezra sambil membalas pelukan ayahnya.
Setelah
mengucapkan selamat tinggal, Ezra memasuki bandara untuk melakukan check-in dan menaruh bagasinya. Setelah
itu ia memasuki ruang tunggu. Sambil menunggu pesawat siap untuk boarding, ia mengeluarkan earphone dan buku kesukaannya, Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. 30 menit kemudian, pesawat sudah siap
untuk boarding dan Ezra pun memasuki
pesawat dan bersiap untuk take-off.
[ Jerman, 3 Juli
2020 ; Sore hari ]
Sesampainya di
Jerman, ia langsung turun dari pesawat dan menunggu bagasinya dan mengabari
kedua orang tuanya. Sesudah mengambil bagasi, ia mencari taksi untuk pergi ke
apartemen tempat dia akan tinggal selama dia di Jerman. Sesampainya di
apartemen dia langsung membereskan barang-barangnya dan beristirahat.
[ Jerman, 19
Agustus 2020 ; Malam hari ]
Tak kerasa sudah
sebulan lebih Ezra tinggal disana. Sudah sebulan lebih pula dia belum pulang ke
Indonesia. Dia merasa homesick karena
sudah jauh dari rumah. Ia merasa jenuh dengan suasana di Jerman. Ia merasa
mulai lelah belajar dan tertekan dengan tugas yang menumpuk dan materi yang
banyak. Ia merasa bosan di sana tanpa keluarganya. Ia kangen keluarganya di
Bandung. Ia pun berencana pulang ke Indonesia pada akhir pekan.
[ Jerman, 24
Agustus 2020 ; Pagi hari ]
Ezra
mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke Bandung, dimulai dari
keperluannya sampai dengan oleh-oleh untuk keluarganya. Ia pun berangkat ke
bandara. Sesampainya di bandara dia check-in
kemudian boarding dan bersiap untuk take-off.
[ Bandung, 24
Agustus 2020 ; Sore hari ]
Sesampainya di
Bandung, ia pun mencari taksi untuk ke rumah.
“Assalamu’alaikum,
mah, pah, dek, kakak pulang,” sahut Ezra sambil mengetok pintu rumahnya.
“Kakak!!!!” Teriak Sheni sambil berusaha membuka pintu rumah. “Salam bukannya
dijawab kamu yaa,” tegur Ezra. “heheheheh wa’alaikumsalam” jawab Sheni sambil
menyengir.
“Wa’alaikumsalam.
Eh kakak? Ko pulang ga ngomong-ngomong?” Kata mamah sambil membantu Sheni
membuka pintu. “Heheheh surprise!”
jawab Ezra sambil menyengir. “Ezra cape mah disana, gaenak juga jauh dari
keluarga.” “Iyaa udah sini masuk, kamar kamu baru dibersihin sama bibi. Papah
sama Julian lagi di taman main sama kelinci.” Kata mamah. “Hah? Sejak kapan
kita punya kelinci?” Tanya Ezra kaget. “Sejak kemarin adik kamu jalan-jalan
outing dari sekolahnya ke lembang.” “Hahahahah pasti bukan mereka yang
ngurusnya,” tawa Ezra.
Mereka pun
berjalan ke taman belakang. “Pah liat nih siapa yang pulang gabilang-bilang
dulu. Biar surprise katanya,” sahut
mamah. “Haii pah!!” Sapa Ezra dengan ceria. “Eh anak papah udah pulang. Gimana
kuliahnya disana?” Tanya papah. “Cape pah, makannya Ezra mau pulang dulu,”
jawab Ezra.
Dengan keluarga
kumpul seperti ini, semua kelelahan yang dialami Ezra seketika hilang. Yang ia
rasakan sekarang, hanya ketenangan, kebahagiaan, dan sayangnya terhadap
keluarga. Keluarga yang selalu ada di sisinya, yang selalu mendukungnya.
Komentar
Posting Komentar